atiG suG
Sebelumnya saya sempat berbicara tentang kampanye Silent Day yang jatuh pada tanggal 21 Maret 2009 lalu. Gerakan untuk mengurangi emisi gas CO2 hingga 20.000 ton (pada hari itu) yang dilakukan hanya 4 jam saja. Memang kegiatan ini diperuntukan untuk meningkatkan rasa peduli kita kepada global warming yang semakin mengancam planet bumi yang kita cintai. Bagi mereka yang ingin memperingati silent day juga dapat melakukannya dalam hari raya nyepi kemarin, bersama dengan teman-teman dari Bali dan tentu saja, semuanya dilandaskan atas dasar kepedulian kita terhadap bumi.

Nah, selain gerakan silent day ternyata ada juga gerakan yang namanya Earth Hour. Dari info yang saya peroleh dari situs resminya kampanye ini memang dipelopori oleh WWF (sedangkan untuk World Silent Day sepertinya dipelopori oleh aktivis lingkungan yang independen. Untuk info ini saya belum tahu secara pasti). Bedanya disini gerakan ini menganjurkan kita untuk mematikan lampu selama satu jam saja (sesuai dengan mottonya 'Switching off your lights is a vote for Earth, or leaving them on is a vote for global warming'. Terkesan sedikit berbeda dengan Silent Day, tetapi sama-sama memiliki tujuan yang mulia terhadap pemanasan global. Mematikan lampu selama 1 jam saja kita telah menunjukan kepedulian kita terhadap pemanasan global.

Event ini akan diadakan pada tanggal 28 Maret 2009, pukul 8.30PM - 9.30PM waktu setempat. Kira-kira sudah terbayang nggak apa yang akan teman-teman lakukan?



Vote Earth Hour 2009

Labels: 1 comments | edit post
atiG suG
Baru-baru ini saya tersadar bahwa ada gerakan internasional yaitu "Silent Day". Menurut situsnya, Silent Day ini diilhami oleh perayaan Hari Raya Nyepi yang selalu dirayakan oleh umat Hindu di Indonesia khususnya di Bali dalam menyongsong pergantian tahun baru Caka.

Nah kenapa Hari Raya Nyepi dapat mengilhami adanya Silent Day?
Pada Hari Raya Nyepi (disingkat Nyepi) kami memiliki perayaan yang cukup unik, yah semacam local genius lah. Jadi kalau Nyepi, kami biasanya melaksanakan Catur Brata Penyepian. Menurut sumber yang saya peroleh, Catur Brata Penyepian dibagi menjadi 4 yaitu (mohon dikoreksi jika ada kesalahan) :
1. Amati Geni : nggak berapi-api, termasuk api di dalam tubuh/jiwa
2. Amati Lelungaan : nggak berpergian
3. Amati Lelanguan : nggak makan, alias puasa. Tidak bersenang-senang juga termasuk dalam bagian ini.
4. Amati Karya : Tidak melakukan suatu pekerjaan.

Tujuannya disini adalah pada hari raya nyepi kita isi dengan banyak-banyak mengintrospeksi diri, apa yang kurang dan harus di perbaiki, harus ditingkatkan pada tahun yang telah lewat untuk kemajuan di tahun berikutnya.
Nah, kalau beberapa hari sebelum nyepi kami Hindu melaksanakan ritual yang namanya upacara Melasti. Kalau orang-orang non Bali/Hindu secara akrab mengenal ritual ini sebagai "beriring-iringan ke pantai/laut". Tujuannya Kami ingin agar dunia menjadi suci kembali dan Dewa Baruna (di laut) berkenan untuk melakukannya.
Sehari sebelum nyepi, kami juga melaksanakan upacara Pangerupukan, yang selalu identik dengan pawai ogoh-ogoh. Nah pada hari itu Kami melakukan suatu kegiatan yang disebut dengan mecaru. Tujuan sederhananya disini adalah membersihkan dunia dari segala kekotoran. Ogoh-ogoh yang merupakan simbul dari raksasa diarak keliling kampung/kota kemudian pada akhir kegiatan ogoh-ogoh tersebut dibakar sebagai simbul hilangnya kekotoran yang menyelimuti dunia. Ogoh-ogoh yang merupakan tradisi budaya dapat menarik wisatawan dari lintas negara karena uniknya kegiatan ini.Sayangnya untuk nyepi tahun ini tradisi ogoh-ogoh ditiadakan karena bertepatan dengan kampanye pemilu (sebagai tindakan antisipasi semua ogoh-ogoh berbentuk caleg.haha)

Nah, Nyepi selalu identik dengan "sepi & sunyi". Bayangkan kalau di Bali sedang melaksanakan Nyepi itu benar-benar sepi, jalanan sepi, listrik mati, tidak ada kendaran yang lewat, tidak ada aktifitas sama sekali.wow...
Menurut info yang saya peroleh, kegiatan nyepi di Bali telah menyumbang banyak dalam pengurangan emisi gas CO2 yang berpengaruh pada pemanasan global dan efek rumah kaca. Angka pastinya saya tidak tahu, sekitar 21 ribu.wow...
Maka wajar saja, pada saat konferensi global tentang global warming di Bali beberapa waktu yang lalu, para petingggi dunia sepakat untuk mengadopsi kegiatan ini dan local geniusnya kedalam suatu kegiatan yang diberi nama Silent Day. Dengan pelaksanaannya yang hanya berdurasi 4 jam saja, kegiatan global ini diharapkan dapat membantu meringankan efek pemanasan global yang semakin menjadi-jadi.
Bayangkan jika seluruh dunia berhenti beraktifitas, walaupun hanya sesaat tapi serempak, maka bumi pun bisa bernapas lega dan memperbaiki segalanya....

Akhir kata, Selamat Hari Raya Nyepi Caka 1931 dan Happy Silent Day...

Labels: 0 comments | edit post
atiG suG
Mungkin temen-temen udah nggak asing lagi yak dengan nama salah seorang oknum yang saya sebutkan namanya tadi. Yeah, Ponari, Ponari, Ponari beberapa minggu terakhir bocah ini memang sempat menggemparkan dunia pertelevisian Indonesia dengan Kisah Ajaibnya "Ponari dan Batu Petir". Walaupun dia bukan si "Gundala Putra Petir" tetapi Ponari dan Batu Ajaibnya (konon) dapat menyembuhkan berbagai penyakit. Yeah, saya sempat melihat di TV, ratusan orang bahkan hampir ribuan orang datang berduyun-duyun ke rumahnya agar bisa diobati oleh si Ponari. Mereka rela antri berjam-jam dan bahkan sampai ada yang kehilangan nyawanya karena kehabisan napas saat mengantri. Bahkan menurut saya, antriannya bisa mengalahkan antrian warga saat mengambil dana BLT.haha..

Tapi pada akhirnya sih, Ponari mengaku "capek" dengan ketenaraan yang dimilikinya (bahkan salah satu dari perusahaan berniat untuk merekrut Ponari dan Batu Ajaibnya untuk menjadi salah satu bintang iklan dari produk mereka.wow..) Akhirnya keluarga Ponari pun kembali ke "jalan yang benar" yaitu menjadi warga negara Indonesia yang biasa-biasa saja, akibat merasa jenuh karena di"terror" oleh pasien-pasiennya.wew...

Nah, sebenarnya sih Saya tidak bermasalah dengan namanya Ponari atau siapa saja, entah dia punya batu bertuah, mobil bertuah, atau apa saja dan bukan karena "Kenapa nggak saya aja yang punya batu bertuah tsb?" dsb dsb. Cuma tadi ada selintas berita di televisi yang memuat berita tentang seorang "dukun cilik" baru (lagi) yang memiliki keahlian sama dengan Ponari. Bahkan sudah banyak warga yang datang untuk mencoba khasiat pengobatan dari si "ponari edisi ke-2" ini. Metode pengobatannya pun sedikit berbeda dengan ponari. Ia menggunakan instrumen bambu kuning kemudian dibalut sajadah, sedikit baca mantra (kayaknya) dan jadilah si obat super ampuh itu.woalaah...

Yang menarik disini, pada saya melihat wawancaranya si anak itu, terkesan sih dia nggak ngerti bgtu. Sepertinya, dari mimik wajahnya tercermin sebuah kalimat "sebenarnya saya ngapain sih?". Tiap pertanyaan dari si pewawancara itu, serasa ia tidak jawab dengan lancar (bahkan orang tuanya yang menjawab). Jadi seperti ada kesan dia tidak mengerti apa-apa.

Saya sempat terheran-heran. Tiba-tiba terlintas di benak saya "Kayaknya dia diperalat oleh Orang-tuanya deh". Soalnya menurut saya sih, anak seumurnya kurang memahami dengan yang namanya "metode pengobatan type dukun atau balian", kecuali jika orang tuanya yang memang paham (atau pura-pura paham) dan dengan memanfaatkan isu Ponari, maka terjebaklah dia dengan kegiatan pengobatan "Ponari" itu. Ironis memang, demi ketenaran dan uang semuanya bisa saja dilakukan, dengan menggunakan anaknya (yang notabene mirip Ponari) sebagai maskotnya.

Saya sih juga pernah merasakan "pengobatan alternatif" dan bagi orang bali sendiri itu adalah hal yang wajar, karena kami juga memahami bahwa terdapat alam lain selain alam kita sendiri. Namun saya tidak sepenuhnya percaya begitu saja. Dan dalam kasus "dukun cilik" ini sungguh tidak masuk akal bagi saya. Entah dari mana ilmunya itu nggak bisa saya pikirkan. Kalau menurut saya sih kesembuhan mereka itu karena kepercayaan mereka terhadap "peluang kesembuhannya" dan doa kepada Tuhan. Cuma, sedikit terkesan terhadap cara mereka yang diperalat dan dengan memanfaatkan sifat orang Indonesia yang sebagian besar percaya dengan hal-hal mistis plus kondisinya sedang terkena penyakit (sehingga mereka akan melakukan apapun demi kesembuhan mereka walaupun harus melewati sesuatu yang tidak masuk akal sekalipun), jadilah mereka memanfaatkan para pasien-pasien tersebut. Ditambah lagi para media massa yang mengangkat tema ini yang terkesan "baru" di Indonesia. Jadilah kisah "Ponari dan teman-temannya yang senasib"...

Labels: 0 comments | edit post
atiG suG

Selamat Hari Raya Galungan..Itulah kata-kata yang paling sering diucapkan teman-teman pada hari ini. Ya, Tepat pada hari ini, umat Hindu di seluruh Indonesia merayakan hari suci keagamaan Hindu, yaitu Hari Raya Galungan. Hari raya ini jatuh pada tiap 6 bulan sekali (kalau istilah Bali nya sih Hari Raya Pawukon, karena dihitungnya bedasarkan wuku). Tiap Sukra Kliwon Dungulan kita di Hindu menyebutnya Hari Raya Galungan.
Hari raya ini, memiliki filosofis yaitu merayakan kemenangan Dharma (kebaikan) melawan Adharma (ketidakbaikan). Biasanya pada hari raya ini, umat Hindu di Bali akan pulang kampung dan mengunjungi pura-pura setempat, dan tidak lupa untuk bersilaturahmi kepada keluarga.


Sehari sebelum Galungan, kita sebut dengan Hari Penampahan Galungan, hari dimana umat Hindu mempersiapkan segala sesuatunya yang berhubungan dengan persiapan perayaan hari raya Galungan. Umat Hindu Bali memiliki suatu tradisi budaya yaitu ngelawar dan nampah celeng (babi). Yang unik disini, yang memasak ialah para laki-laki sedangkan para wanita mempersiapkan banten (mejejahitan). Biasanya saya turut serta membantu keluarga dalam mempersiapkan segalanya. Selain itu kami biasanya menghias rumah kami dengan memasang penjor di depan rumah. Hal ini yang menyebabkan hari raya Galungan di Bali terkesan unik dan meriah.


Sehari setelah Galungan, kami menyebutnya sebagai Umanis Galungan, hari dimana para keluarga melakukan rekreasi. Biasanya sih ke pantai, ataupun ke tempat-tempat lain.
Untuk galungan saat ini, kebetulan saya sedang berada di Bandung. Karena hari raya Galungan tidak dijadikan sebagai hari libur nasional, ya otomatis saya harus kuliah, sementara keluarga kami di Bali sedang berlibur, bersilaturahmi, dan sembahyang ke pura. Tapi syukurlah, tidak ada yang memberatkan saya pada hari ini karena tidak ada ujian, walaupun ada sedikit tugas kuliah. Namun saya yakin semuanya diatas tidak akan memberatkan saya dan juga teman-teman Hindu perantauan di luar Bali untuk tetap merayakan dan memahami apa arti sebenarnya dari Hari Raya Galungan ini. Toh kami juga tetap bisa sembahyang di pura pada malam hari ini, walaupun terasa kurangnya suasana Galungan seperti di kampung halaman dan tidak adanya acara ngelawar bareng..

Akhir kata, saya mengucapkan SELAMAT HARI RAYA GALUNGAN kepada teman-teman yang merayakan..Semoga Sang Hyang Dharma dapat membimbing kita selalu melalui jalan yang benar, menuju Moksartham jagadhita ya ca iti dharma

Thanks for the Images from http://www.balibagus.com/ dan http://www.balibeverlyhills.com/.
Labels: 0 comments | edit post
atiG suG

Akhirnya yang ditunggu-tunggu datang juga. Album terbaru dari Mutemath untuk tahun ini. Yah walaupun masih berbentuk EP dan hanya terdiri dari 4 lagu, tapi lumayan buat nambah koleksi lagu yang ada.
Album EP ini terdiri dari 4 lagu,

1. Spotlight (OST. Twilight)
2. Clockwork
3. Earlylight (sebuah lagu instrument yang mirip dengan spotlight)
4. Spotlight (Son Lux Remix)

Hm..setelah mendengarkan lagu ini, Mute Math tetap dalam gaya musiknya. Kalau saya bilang sih ada electronic-electronicnya. Disinilah uniknya Mute Math. Walaupun masih berlabel indie (katanya) tapi gaya musiknya patut diacungi jempol..

Hmm..yang pengen download silakan kebetulan dapet linknya :
http://rapidshare.com/files/196842978/Mute_Math_-_Spotlight__EP___2009_Zen-RTC.rar




btw. thx to http://r-t-c.blogspot.com and the others for the download links, and thanks to http://thealbumproject.net/ for the picture..

Labels: 0 comments | edit post