atiG suG
Wah...rasanya sudah lama sekali saya tidang nge-blog lagi. Maklum akhir-akhir ini saya lagi banyak kesibukan akademis dan non akademis. Rasanya kegiatan-kegiatan itu tidak henti-hentinya mengantri di hadapan saya.wew..

Baru-baru ini ada sedikit berita yang sedang naik daun dan ramai dibicarakan orang-orang, dan ini sangat erat hubungannya dengan dunia permusikan di negeri kita tercinta ini. Mungkin teman-teman ada yang tahu dengan kasus plagiat. Nah, baru-baru ini menurut berita yang beredar baik di media elektronik atau internet, salah satu grup band yang sedang naik daun dan sukses ternyata disinyalir ikut mem-plagiat hasil karya orang lain. Jumlah lagu yang diperkirakan merupakan hasil plagiat pun nggak tanggung-tanggung jumlahnya, yaitu 8 lagu dan semuanya dari 1 album baru mereka yang menjadikan band ini sukses. Ini hanyalah salah satu contoh bagaimana plagiat di negeri kita ini sangat marak. Sebenarnya sih masih banyak band-band yang karyanya juga diperkirakan merupakan hasil plagiat dari hasil karya luar negeri. Saya sempat menemukan sebuah sumber yang mencantumkan daftar judul lagu berikut beserta musisi/peenciptanya dan sumber plagiatnya di http://www.indowebster.web.id/f23/daftar-lagu-indo-yang-plagiat-plus-definisi-plagiarisme-20669/.

Ironis memang. Sementara kita mengembor-gemborkan kampanye anti "negara tetangga sebelah" yang kita hujat-hujat karena mereka merampas hasil karya kebudayaan kita. Di lain pihak, masih banyak musisi kita yang ternyata juga ikut-ikutan plagiat hasil karya orang lain. Ini sama saja sih dengan menelan ludah sendiri, kita marah-marah karena ada yang mengambil kebudayaan kita, tapi kita malah ikut menjiplak hasil karya orang lain.

Tetapi dibalik fakta itu saya sempat berpikir. Apakah mungkin ini melambangkan menurunnya kreatifitas anak bangsa? Ataukah ini sebagai dampak karena makin banyaknya jumlah musisi di dunia ini. Hal ini bisa dianalogikan sebagai berikut. Karena jumlah musisi yang semakin banyak, sementara nada-nada yang telah diketahui juga terbatas maka ruang gerak kreatifitas mereka semakin sempit. Jadi ketika mereka membuat sebuah karya musik, secara tidak sengaja mereka menggunakan untaian nada yang sama seperti karya orang lain, yang mereka tidak ketahui sebelumnya. Dan jadilah musisi yang baru menciptakan karyanya tersebut dikatakan plagiat dari musisi sebelumnya.Mungkin saja ya.. Ini cuma opini..

Saya juga sempat membaca sebuah artikel di harian kompas yang terbit pada hari senin 4 Mei 2009. Ada sebuah pernyataan yang menarik minat saya."...Musik dunia mulai kehabisan inspirasi. Sementara musik tradisional justru menjadi musik abadi yang diakui mampu menggugah inspirasi baru khususnya para pemusik asal barat." dari sebuah artikel yang berjudul "TAK ADA KATA MATI UNTUK MUSIK TRADISIONAL". Wow! Ternyata musik tradisional masih diakui oleh musisi-musisi luar negeri. Pada artikel tersebut juga diulas musik tradisional Bali sebagai salah satu panutannya. Saya sebagai orang Indonesia, khususnya orang Bali sangat bangga akan hal ini.

Saya sempat berpikir, apakah hal ini juga bisa dihubungkan dengan semakin banyaknya kasus plagiat karena makin banyak musisi yang kehabisan inspirasi? atau karena terlalu terbatasnya ruang gerak kreatifitas mereka? Tetapi yang menarik disini ternyata musik tradisional yang terkadang di-cap nggak gaul, ndeso, kampungan atau apalah, oleh segelintir orang. Ternyata masih bisa bersaing dengan musik modern. Bahkan dari artikel ini disebutkan juga bahwa musik tradisional mampu mengalahkan musik modern dari segi kreatifitas. Jadi teman-teman janganlah sungkan untuk mempelajari musik tradisional, jangan cuma mengenal musik modern saja. Daripada musik tradisional kita diklaim sama orang lain, dan kita hanya bisa sewot.Hehehe..

Ok mungkin ini saja opini saya. Saya hanya seorang penikmat musik, bukan pemusik yang perhatian dengan musik dalam negeri yang menurut saya makin lama makin nggak ngeh..

Labels: , 2 comments | edit post